Desain Grafis Indonesia

Desain Grafis Indonesia

Fostering understanding among Indonesian graphic designers and its juncture in art, design, culture and society

Kunjung 2 Ujung

Ahooi, Indonesia!

“Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau…
Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia!”

Lagu ini yang membuat kami tertegun, lagu ini yang membuat kami merasa perlu bertanya pada diri sendiri, seberapa besar pengetahuan kami tentang negeri bahari ini. Membaca buku sudah kami lakukan, bertanya pada teman sudah kami kerjakan, melihat langsung, itu yang kami cita-citakan.

Kunjung 2 Ujung adalah nama/judul perjalanan keluarga kecil kami tahun ini. Mengapa namanya itu? Karena ini adalah perjalanan mengunjungi dua titik ujung terbarat dan tertimur negeri yang luas bernama Indonesia, Sabang di ujung Sumatera dan Merauke di kaki Papua.

Sesungguhnya keinginan melakukan perjalanan ke Sabang dan Merauke ini sudah ada sejak lama. Perjalanan yang dominan lewat laut ini adalah semacam nazar kami, untuk mengajak Ikyu Muti Arrumi, putri kami, bertualang di negeri sendiri, setelah menyelesaikan ujian Sekolah Dasarnya.

Kami berpikir, ini adalah saat yang tepat. Saat kami masih mampu bepergian dan kebetulan punya waktu, dan Ikyu pun sudah cukup besar untuk bisa menyerap pengalaman dan pengetahuan baru dari ‘petualangan’ ini. Di sisi lain, kami berharap agar dia (dan kami berdua) bisa lebih mengenal dengan baik tanah dan air negeri yang luas ini

Adalah penasaran kami untuk mengalami seperti apakah rasanya tinggal di atas kapal selama berhari-hari, menyinggahi pelabuhan-pelabuhan yang namanya biasa hanya kami lihat di atas peta, berinteraksi dengan masyarakat setempat; saudara-saudara sebangsa yang hidup jauh dari gemerlap dan hiruk-pikuk kota Jakarta.

Tanjung Priok, Batam, Tanjung Balai Karimun, Belawan, Banda Aceh, Sabang, Tanjung Perak, Benoa, Bima, Makasar, Bau-bau, Wanci, Ambon, Banda, Samlaki, Tual, Dobo, Timika, Agats hingga Merauke… Ah, seperti apa wajah mereka? Kisah apa yang akan kami jumpai nanti? Berapa banyak kawan baru yang dapat kami temui?

Kami berdo’a semoga perjalanan ini bisa bermanfaat, setidaknya bagi keluarga kecil kami. Syukur jika Anda pun ikut merasakannya.

Ahoooi, Indonesia!

Mari melaut !!!!!

Salam,
Iwan, Indah dan Ikyu Esjepe

Indah Esjepe
Lahir di Jakarta, 2 Februari 1971
Desainer grafis independen jebolan Desain Grafis Universitas Trisakti yang sangat mendambakan sebuah Indonesia yang lebih baik, lebih sejahtera. Bersama suami memulai gerakan Indonesia Bertindak sejak tahun 2004, sebuah gerakan yang bertujuan untuk menyebarkan virus cinta dan bangga Indonesia melalui kampanye-kampanye yang salah satunya adalah kampanye ‘TRAVEL WARNING: INDONESIA, DANGEROUSLY BEAUTIFUL’ . Indah saat ini sedang giat mengembangkan desain benda-benda sederhana dan ramah lingkungan dengan pesan-pesan positif melalui brand Esjepin Design.

Iwan Esjepe
Lahir di Jakarta, 16 Juni 1967
Mantan wartawan yang kemudian menyeberang ke dunia periklanan, sejak tahun 1992 bekerja dan berpindah di beberapa advertising agency lokal dan multi nasional seperti Aviads, Dentsu, BBDO, Saatchi-Saatchi, Grey dan sekarang sebagai salah satu Founder dan Executive Creative Director Ideasphere, Transformation Burreau.

Berbeda dengan Indah Esjepe yang berlatar belakang design grafis, Iwan Esjepe adalah seorang yang mengandalkan kata-kata sebagai kekuatannya. Persetubuhan “copy dan tipografi” mereka telah menghasilkan beberapa karya untuk kampanye-kampanye sosial Indonesia Bertindak.

Ikyu Esjepe
Lahir di Bintaro, 9/9/99 09:09
Baru saja menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di Mentari International School Bintaro. Penggemar berat sushi dan sashimi ini sudah terbiasa bepergian dan bisa tidur di mana saja dengan nikmatnya, mulai dari hotel berbintang, ruang tunggu penumpang di bandara, tenda, rumah panggung penduduk di desa terpencil sampai tidur di alam terbuka beralas sleeping bag dan beratap langit. Salah satu alasannya untuk selalu menyambut hangat ajakan untuk camping adalah karena membayangkan bisa makan mie instan dengan bebasnya :)

Walau baru saja meraih penghargaan sebagai Best Writer in English di sekolahnya, Ikyu mengaku tak bercita-cita menjadi penulis, dia lebih tertarik untuk menjadi chef, desainer dan fotografer.

•••

« Previous Article Next Article »

  • Share this!
  • delicious
  • mail
  • tweet this
  • share on facebook
  • Add to Google Bookmarks
  • Add to Yahoo! Buzz

Add Your Comments

© DGI-Indonesia.com | Powered by Wordpress | DGI Logo, DGI's Elements & IGDA Logo by Henricus Kusbiantoro | Web's Framing by Danu Widhyatmoko | Developed by Bloggingly