Desain Grafis Indonesia

Desain Grafis Indonesia

Fostering understanding among Indonesian graphic designers and its juncture in art, design, culture and society

Riswanto Ramelan

Nama saya Riswanto Ramelan, lahir di Jakarta pada tanggal 30 April 1941, anak ketiga dari tujuh bersaudara putra dan puteri dr. Ramelan dan ibu Soekartinah. Saat saya berusia 40 hari, orang tua saya pindah ke Boyolali di Jateng, kemudian ke Magelang, selanjutnya pindah lagi ke Pamekasan, Madura hingga akhir bulan Agustus tahun 1945 mengungsi ke Surabaya, lalu ke Yogyakarta, lalu ke Magelang, lalu ke Nusa Kambangan, ke Purwokerto dan ditahun 1947 kembali ke Jakarta. Sejak itu saya mulai bersekolah di SR (Sekolah Rakyat) Perguruan Tjikini kemudian melanjutkan ke SMP IX dan SMA Budi Utomo. Di tahun 1961 saya diterima sebagai mahasiswa jurusan arsitektur pada Universitas Katolik Parahyangandi Bandung dan belajar disana selama dua tahun. Di tahun 1963 saya diterima sebagai mahasiswa di bagian Seni Rupa, fakultas Perentjanaan dan Seni Rupa ITB. Setelah menempuh pendidikan dasar selama 2 tahun maka bersama 3 orang teman lainnya saya memilih jurusan Seni Grafis yg baru dibuka dan di pimpin oleh Prof. Mochtar Apin dengan 2 orang asistennya yaitu drs. Kaboel Soeadi dan drs AD. Pirous serta beberapa dosen lainnya seperti drs Arinto Subhakto, drs. Suyadi (pak Raden), drs. Srihadi. Dengan hanya 4 orang mahasiswa maka proses belajar berlangsung sangat personal yang berlangsung didalam maupun di luar kampus.

1967 - 1976
Proses belajar diselingi dengan kerja praktek dan pelaksanaan kerja profesi yang dibimbing secara langsung oleh para dosen. Saya menjadi peserta kerja praktek pertama yaitu bekerja di sebuah unit percetakkan berjalan yang merupakan hadiah dari kerajaan Belanda. Unit percetakan ini bergerak berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain memenuhi kebutuhan akan cetakan pendidikan setempat. Tempat yang dikunjungi untuk pertama kali adalah Cianjur dan saya bertugas membantu bapak drs. A. Subhakto membuat art-work yang dicetak secara off set di dalam kendaraan berbentuk bis dimana kita membuat desain dan tidur. Di seluruh dunia hanya ada 2 kendaraan serupa yaitu di Iran dan Indonesia.

Kerja profesi terbimbing yang saya alami adalah membuat kulit muka buku-buku pendidikan yang dipesan sebuah penerbit kepada ITB. Proses kerja serupa kemudian dilembagakan dan membuka lebih luas pengalaman dalam menangani proyek-proyek lokal Bandung maupun proyek nasional. Dimasa itu peluang untuk menangani suatu proyek tidak terbuka secara luas seperti sekarang.

Namun ITB cukup dipercaya banyak pihak untuk melaksanakan proyek-proyek yang cukup prestisius. Pembuatan kalender Pertamina, Proyek Pembangunan gedung Conefo (sekarang gedung MPR/DPR), Proyek Expo’70 di Osaka Jepang merupakan pengalaman kerja yang sangat berharga dan telah mendorong keinginan untuk berprofesi diluar lembaga pendidikan. Salah satu pengalaman yang sangat penting adalah ketika saya memimpin sebuah team desainer untuk menangani sebuah proyek pameran pembangunan di jakarta. Team ini melibatkan 10 desainer paling senior di ITB yaitu adik-adik kelas saya al. Indra Abidin, Priyanto S, Wagiono S, Djodjo Gozali, Syahrinur Prinka, Teddy Syam, Markus Djajadiningrat, Diddo Kusdinar, Rusmadi, dll.

1976 - 1981
Selain bekerja mempersiapkan berbagai pameran yang diprakarsai oleh pemerintah maka saya mengembangkan kemampuan saya sebagai fotografer mengikuti minat yang diawali sejak kecil ketika ayah saya membeli sebuah kamera Kodak (box) dan saya diajari untuk menggunakannya.

Kemudian ketika SMP ayah saya membeli camera Voightlander dan Rolleiflex dan minat ini terus tumbuh hingga saat saya bekerja di Osaka (thn 1970) saya berhasil memiliki sebuah kamera Asahi Pentax dan beberapa buah lensa. Dengan bantuan teman-teman saya sesama mahasiswa ITB yang pernah sama-sama ‘ngobyek’ saya dapat melengkapi dengan kamera Mamiya, Hasselblad dan berbagai kelengkapannya. Dengan fotografi saya sempat mengunjungi berbagai tempat di tanah air mulai Aceh hingga Wamena. Fotografi melengkapi pekerjaan desain grafis yang dipesan oleh perusahaan-perusahaan dimana banyak kawan-kawan saya bekerja mulai dari perusahaan pertambangan, konstruksi, maupun Public Relations.

Pada tahun 1981 kawan saya drs. Indra Abidin mengundang saya untuk bergabung dengan PT Fortune Indonesia Advertising. Di mulai sebagai Art Director kemudian menjadi associate Creative Director, saya menangani pengembangan iklan-iklan mulai dari Susu Cap Nona, Dancow, Milo, Sakura Film, Bayer Aspirin, Cathay Pacific, San Miguel Beer, hingga AT&T-Philips Professional products. Minat saya kepada soft sell communications mendorong saya untuk mengembangkan proyek-proyek pameran seperti pameran Satelit Palapa di New York,USA, Pameran Telecom di Geneva, Expo’85 di Tsukuba, Jepang, Expo’86 di Vancouver, Canada.

Ketika PT Fortune mengembangkan anak perusahaannya yaitu PT Adwitiya Alembana maka perusahaan ini meneruskan apa yang kami kembangkan dalam memberikan layanan jasa desain grafis dan pameran bagi kebutuhan korporasi maupun pemerintah. Pameran Expo 92 di Sevilla, pameran Habitat di Instanbul, pameran 50 tahun RI di Hannover, merupakan langkah lanjutan pengembangan profesi yang dikaitkan melalui pengembangan kemampuan manajerial memimpin tenaga-tenaga muda dalam berkarya secara profesional di sebuah perusahaan jasa desain.

Sejak saat PT Fortune Indonesia go public maka kelembagaan PT Adwitiya Alembana beralih menjadi PT Fortune Adwicipta dan peluang untuk lebih berkembang makin terbuka luas. Pelayanan jasa desain bagi kebutuhan korporat dan pameran merupakan bisnis utama. Pameran-pameran, identitas korporat, brand design, annual reports merupakan karya kolektif perusahaan yang memadukan kreatifitas, koordinasi, kepemimpinan manajerial dan penyediaan sumber daya.

Seusai proyek Expo 2005 di Aichi Jepang maka saya memasuki usia yang ke enam puluh lima dan menyadari perubahan peran yang harus saya lakukan demi kesinambungan kinerja perusahaan dengan mengangkat tenaga-tenaga lebih muda untuk menduduki posisi strategis mengembangkan usaha memasuki masa depan. Dengan melepas jabatan eksekutif maka peran saya hanyalah menjadi pengawas/komisaris dan menjadi mentor bila diperlukan sewaktu-waktu.

Sejak tahun 1985 kepada saya disampaikan permintaan untuk mengajar pada program studi Desain Grafis di Universitas Trisakti. Peluang ini telah saya jawab dengan mengajar setiap hari Sabtu hingga hari ini. Saya menyadari bahwa situasi pendidikan di Indonesia belum sempurna dan masih perlu perbaikkan disana-sini demi menghasilkan sarjana yang dibutuhkan masyarakat, oleh karena itu ditengah segala keterbatasan saya mencoba menyusun program pendidikan yang hingga hari ini secara terus menerus diperbaiki dan disempurnakan. Saya sangat bangga bahwa banyak alumni Trisakti yang berhasil dalam profesinya baik sebagai desiner atau sebagai pengajar di berbagai lembaga pendidikan desain di Jakarta. Bagi saya batas antara mengajar dan belajar sangat tipis. Kegiatan mengajar semakin menuntut saya untuk belajar lebih banyak mengenai banyak hal.

« Previous Article Next Article »

  • Share this!
  • delicious
  • mail
  • tweet this
  • share on facebook
  • Add to Google Bookmarks
  • Add to Yahoo! Buzz

COMMENTS

  1. Pak Iwan salah satu tokoh yang paling saya kagumi. Saya adalah mantan mahasiswa pak Iwan, dan kebetulan tugas akhir saya dibimbing pak Iwan. Hasil TA tidak terlalu memuaskan, tapi pengalaman dan didikan beliau terlalu berharga. Terima Kasih Pak Iwan dan juga Pak Hanny serta semua profil senior yang ada di sini atas inspirasinya.
    Salute - Ijo Wira

  2. Terima kasih juga, mudah-mudahan pak Iwan sempat membaca. Salam hangat.

  3. saya mantan mahasiswa pak Iwan…TA saya dibimbing pak Iwan..rasanya sih pak Iwan sudah tak ingat saya lagi hehe…
    tapi sampai sekarang pak Iwan adalah salah satu sumber inspirasi saya dalam berkarya dan berkonsep

    salam - bayu priyambodo

  4. Sangat emosionil sekali saya mendapatkan site ini. Saya alumni desain grafis angkatan ’86 dan sempat menjadi asisten dosen dibawah Pak Iwan dan Mas Yongki pada saat itu. Komitment Pak Iwan pada mahasiswa-nya tidak hanya dari segi praktikal dan cara berpikir, namun juga dalam menanamkan mental profesionalisme dunia desain komunikasi visual. My best wishes always, for “Pak Iwan.”

  5. Saya salah satu dari mahasiswa design grafis pak Iwan. Saya diberi kesempatan untuk ‘tugas lapangan’ di Adwitiya Design dan TA saya pun dibinbing oleh beliau. Banyak sekali hal yang telah saya pelajari dari beliau. Bagaimana kecintaan beliau kepada seni grafis dalam negeri, perhatian beliau pada hal-hal yang mendetail sampai dengan cara beliau selaku pemimpin di perusahaannya. Terima kasih pak…… Tanpa bimbingan bapak, tidak mungkin rasanya sekarang saya bisa ada di sini untuk terus cinta kepada art dan grafis.

  6. Sekarang saya sedang mengerjakan Tugas Akhir saya sebagai mahasiswa desaign grafis Trisakti, dan kebetulan Pak Iwan ialah dosen pembimbing utama saya. Pemikiran-pemikiran beliau yang disampaikan kepada saya pada saat proses asistensi, sangat memberikan saya pengertian bagaimana harusnya cara berfikir seorang desainer grafis sesungguhnya. Walaupun awalnya saya ngeper juga soalnya gosipnya pak iwan tu galak banget, pas belum ketemu beliau, karena kebetulan memang saya ga pernah dapet mata kuliah yang diajar oleh beliau. Tapi setelah ktemu ternyata ga galak ko, memang beliau sangat tegas dan bersemangat dalam mengajar makanya kliatannya galak. Tapi dalam hati saya salut banget sama beliau karena udah jarang banget jaman sekarang dosen2 yang seusia beliau yang punya semangat dan dedikasi dalam mendidik kaya gitu. Smoga sehat selalu dan panjang umur pak, biar bisa tetep ngasih inspirasi dan membagi ilmunya kepada kita yang muda-muda ini!

  7. TA saya dahulu juga di bimbing oleh pak iwan..kebetulan pak iwan adalah teman & partner ayah saya di fortune adwicipta..beliau adalah pribadi yg disiplin dan tegas.. banyak memberi arahan dan masukan yg akhirnya memotivasi saya untuk terus belajar dan berjuang..pokoknya beliau hebat lah..hehe..sehat selalu pak..merdeeekkkaa!!

  8. […] • Riswanto Ramelan Seorang Praktisi Sekaligus Pendidik Senior Bagi praktisi desain grafis, meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu merupakan hal yang membutuhkan pengorbanan tersendiri. Demikian juga dengan Riswanto Ramelan yang lahir di Jakarta pada tanggal 30 April 1941. Dengan kesibukan profesinya ia masih meluangkan waktu untuk mengajar. […]

  9. Message dari Indra Abidin ([email protected]):

    Pak,
    selamat atas tulisannya.
    Selamat dikembangkan
    wass

  10. Pak Iwan adalah dosen pembimbing utama saya. Sy sangat ingat sekali bagaimana bimbingan TA dengan beliau. Meski hasil TA saya bagi beliau, bisa lebih dari yang saya sampaikan.
    Masa-masa asistensi bolak-balik di fortune adw, dipinjami buku hingga saat sidang, sangat mensupport kami, meskipun pada awalnya saya sempet dengar bahwa pak Iwan galak, tapi ternyata..pengalaman TA saya dibimbing beliau ternyata sangat berkesan. .bahkan saat hendak TA, beliau menekankan kita untuk PD.
    Kata-kata yang hingga kini saya ingat adalah: web n online promotion adalah bidangmu..kembangkan terus..

    Insya Allah saya bisa meneruskan mimpi2 pak Iwan n pak Yongki tentang pendidikan DKV meski kini saya di kepemerintahan
    nb: saya masih utang janji nih..untuk mengimplementasikan karya TA saya.

  11. […] dan Pembicara: 1. Riswanto Ramelan (Komisaris PT. Fortune Adwi Cipta) 2. Hermawan Tanzil (Creative Director Leboye Design) 3. Arief […]

  12. Saya salah satu dari sekian mahasiswa Trisakti yang pernah dibimbing beliau

    Begitu banyak pelajaran berharga yang beliau berikan telah membentuk saya seperti saat ini..

    Saya sangat bersyukur, terima kasih pak..

    Sukses selalu buat Bapak

  13. Pak Iwan….salah satu jawara design yang sempat saya satroni terus bolak-balik ketika T.A. beliau adalah pembimbing T.A saya dan memberikan dampak positif…bahkan sangat-sangat-sangat positif untuk saya hingga sekarang. konsep adalah salah satu yang sering ditekankan oleh beliau. sehat selalu pak iwan……salute buat bapak…..!!!! semoga tetap jaya…sekali jaya tetap jaya!!!

  14. Pak Terima kasih banyak untuk segala pengetahuan yang Bapak berikan bagi kami anak-anak 6 DKV 1 06′, Bapak telah menanamkan karakter baru bagi kami, karakter yang tidak mudah menyerah, karakter yang siap untuk memberikan yang terbaik, semua itu bukan buat siapa-siapa, tapi bagi kami sendiri. Kami hanya bisa berharap Bapak masih tetap di FSRD Trisakti, tapi kemana pun kami akan tetap mendukung Bapak. kami janji akan menjadi anak-anak yang cerdas, Terima kasih Pak Iwan.

  15. […] di bidang desain grafis atau komunikasi visual yang menerima anugerah ini, yaitu: A.D. Pirous, Riswanto (Iwan) Ramelan, Yongky Safanayong dan Hanny Kardinata. Di tahun 2009 ini, DKV BINUS memutuskan untuk memberikan 2 […]

  16. […] sore (pukul 18.18) itu mengejutkan, sekaligus menyesakkan: “Mohon doanya, barusan telepon pak Iwan Ramelan, mau cek undangan dari DKV Binus sudah diterima atau belum, namun yang terima ibu-ibu dan katanya […]

  17. […] Grafis (FX Harsono, Gendut Riyanto), Polygon (Ade Rastiardi, Agoes Joesoef), Adwitya Alembana (Iwan Ramelan, Djodjo Gozali), Headline (Sita Subijakto), BD+A (Irvan Noe’man), dan di Bandung: Zee Studio […]

  18. […] kesempatan merayakan hari jadi ke 70 tahun bisa dianggap sebagai prestasi, maka bagi Iwan Ramelan yang memperingatinya hari Sabtu 30 April pekan lalu, perayaan ini lebih merupakan suatu syukuran […]

Add Your Comments

© DGI-Indonesia.com | Powered by Wordpress | DGI Logo, DGI's Elements & IGDA Logo by Henricus Kusbiantoro | Web's Framing by Danu Widhyatmoko | Developed by Bloggingly