Desain Grafis Indonesia

Desain Grafis Indonesia

Fostering understanding among Indonesian graphic designers and its juncture in art, design, culture and society

Pentingnya Positioning Jurusan DKV di Era Booming Jurusan DKV

Oleh: Erwin Alfian

Nama keren, fasilitas mumpuni, lokasi strategis adalah aset paling berharga bagi bisnis pendidikan di tanah air, tetapi itu bukan jaminan bahwa sekolah yang bersangkutan akan memiliki kualitas pendidikan yang memadai. Kualitas pendidikan tidak hanya akan membawa peserta didik pada level lebih baik, tetapi juga akan membawa kharisma lingkungan pendidikannya lebih baik lagi di masyarakat. Kharisma adalah nilai kepercayaan, sebuah parameter keberhasilan aktivitas pendidikan di sebuah institusi.

Dewasa ini kita melihat banyak sekali institusi pendidikan di tanah air, baik di Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, Bali, Makasar, bahkan kota Padang memunculkan jurusan Desain Komunikasi Visual. Layaknya FO-FO dan distro di kota Bandung yang tiba-tiba saja muncul sebagai fenomena baru dan laku bagai kacang goreng. Tapi dengan bermunculan jurusan DKV di tanah air ini, apakah menjadi sebuah paritas yang stereotip dalam pengembangan pendidikannya? Ataukah masing-masing sudah memiliki kekhususan dalam kurikulum pendidikannya?

Mari kita lihat kembali bahwa tidak hanya institusi mapan saja yang memiliki jurusan DKV, untuk institusi yang baru seumur jagung saja mereka banyak yang berani membuka jurusan tersebut dengan alasan sedang menjadi trend, walhasil ala kadarnya. Apakah mereka sadar telah masuk dalam medan pertempuran yang dahsyat, atau mereka sadar hanya sebagai follower saja, mengikuti arus lumayan menambah jumlah peserta didik daripada tidak ada yang daftar?

Bila mereka sadar telah masuk dalam kompetisi yang sesungguhnya, mereka seharusnya sudah memiliki strategi yang jitu dalam menghadapi kompetitor-kompetitor dari berbagai aspek dunia pendidikan dan pasar. Salah-satu senjata untuk bertempur dalam medan perang tersebut adalah POSITIONING, yang bila diterjemahkan bukan sekedar sebuah posisi, tetapi lebih pada strategi bagaimana kita melihat diri sendiri dan orang lain (kompetitor), dan bagaimana kita dapat melihat peluang jitu sebagai pondasi yang kuat dalam menggempur dan keluar dari medan pertempuran dengan selamat dan meraih kemenangan.

Begitu juga dengan jurusan DKV yang ada di tanah air, sudah selayaknya masing-masing memiliki positioning yang jelas, memiliki tujuan yang jelas untuk meraih objektifitas* yang diharapkan (fokus). Banyak peluang pada bidang industri yang dapat menjadi arahan bagi jurusan DKV untuk memilih kekhususan didalamnya. Apakah dengan mengembangkan kurikulum yang berbasis kompetensi, baik di bidang tehnologi, informasi, budaya, sosial dan lainnya.

Tetapi jangan mengambil semua peluang tersebut untuk menjadi arahan pengembangan pendidikan DKV, hal tersebut justru akan membiaskan objektifitas* yang akan dicapai, yang lebih parahnya adalah akan kehilangan tujuan pendidikan yang kemudian menciptakan ambiguitas di masyarakat, yang nantinya berpengaruh pada penurunan kualitas pendidikan dan kualitas pribadi peserta didik di industri yang bersangkutan. Bila ini sudah dapat dihindari oleh jurusan-jurusan DKV yang muncul di tanah air, merupakan keberhasilan tersendiri untuk bidang bersangkutan. Jurusan DKV tidak sekedar hanya sebuah paritas dengan kualitas biasa saja, tetapi akan membawa keberagaman kompetensi yang masing-masing akan mengisi ceruk-ceruk industri di tanah air dengan kualitas memuaskan.

Ini hanya sebuah wacana sebagai masukan terutama bagi mereka yang berada di belakang layar pengembangan jurusan DKV di tanah air, semoga menjadi bahan pemikiran dan dapat memunculkan gagasan-gagasan jitu dalam pengembangan jurusan yang bersangkutan.

*objektifitas = kualitas

Bandung, 14/08/08

Erwin Alfian, M,Ds
in store communication designer

•••

« Previous Article Next Article »

  • Share this!
  • delicious
  • mail
  • tweet this
  • share on facebook
  • Add to Google Bookmarks
  • Add to Yahoo! Buzz

Add Your Comments

© DGI-Indonesia.com | Powered by Wordpress | DGI Logo, DGI's Elements & IGDA Logo by Henricus Kusbiantoro | Web's Framing by Danu Widhyatmoko | Developed by Bloggingly