Majalah VERSUS kembali menggelar diskusi bernama “Hot Ice Tea” (HIT) yang kelima kalinya di AKSARA Bookstore Kemang, Jl. Kemang Raya 86, Jakarta.
Diskusi kali ini mengangkat topik “Idealisme & Realita dalam Pendidikan DKV”, berlangsung 29-31 Januari 2009 ini. Terkait dengan itu, Sumbo Tinarbuko (Dosen Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Program Pascasarjana ISI Yogyakarta) diminta menjadi salah satu nara sumber dengan mengetengahkan kertas kerja berjudul: ”Mengkhayal Kurikulum DeKaVe Ideal”.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bertie Alia (Managing Editor Majalah “Versus”) menyerahkan tanda terimakasih kepada para panelis seusai acara diskusi. Ki-ka: Hanny Kardinata, Bertie Alia, Irvan A Noe’man, Sumbo Tinarbuko, AD Pirous.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Resita Kuntjoro, Irvan A Noe’man, AD Pirous, Sumbo Tinarbuko, Hanny Kardinata
•••
HAHAHAHH TOUCHE PAKDEEE!!!!
i wish aku iso teko sesuk!
Setuju Mas, emang begitu kita selama ini. Bagus bgt, mdh2an jadi masukan yg bagus bgt utk pembuat kurikulum dkv. Sukses Mas!
INI PENTING!!!
segera selenggarakan di ISI Denpasar, karena sudah sangat kronis!!!
sudahkah kurikulum ISI sesuai dengan apa yang anda omongkan?
Hehehe. Nyaman dilihat. Nyaman dicerna. Dan nyaman untuk dikaji.
Terimakasih PakDe.
Mengkhayal dulu sambil nunggu proyek. Gimana hasil kelinci percobaan kurikulumnya di Unimed? Adakah harapan muncul kelinci2 intelektual dekave dari sana?
mantap!!
dulu ada istilah yg sering sy denger waktu kuliah;
ilmu di kuliah mah cuma segini(jari telunjuk dan jempol agak mendekat)tapi diluar sana seabrek-abrek…Nah yg sy pengen coba kek para dosen lebih meulek dikit matanya..ngajarin mahasiswanya ilmu plus. Lha,kuliah makin mahal, ya harus dibarengi sama kualitasnya doung…
yoi
pendidikan sini itu telaaaaaat banget. materi yang di negeri lain diajarin di sma, disini diajarkan di kuliah.
gimana mau bersaing kalo gitu
saya usul saja, kurikulum dkv, dimana salah satu pelaksananya yaitu dosen, yang mendasar ialah integritas. salam
- Koskow, Jogja -
kejujuran dan integritas dalam porsi secukupnya, demikian ungkap Kees Dorst dalam Understanding Design. Saya melihat masalah pendidikan dkv terletak pada dosen-dosennya, hanya sedikit dosen yang benar-benar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengajar. Dan yang sedikit ini jarang terekspos.
Jarang sekali dosen mengarahkan mahasiswa untuk memahami permasalahan klien. Seringkali terlalu fokus pada pencarian solusi desain. Mahasiswa hampir tidak pernah diajak untuk ber-empati kepada klien. Seringkali terjadi klien sendiri tidak tahu apa yang ia inginkan, ia tahu ingin seperti ini itu dan sebagaimana, adalah tugas desainer menolongnya untuk mengungkapkan apa yang tersembunyi dan menggali ke dalam permasalahn yang dialami klien. Ujung-ujungnya ketika gagal bernegosiasi dengan klien terhadap ide-ide desainer sendiri, dikatakanlah klien-nya tidak mengerti soal desain.
akuuuurrrr, saya skripsi mengulas kebudayaan malah dikata ngawur ngga jelas.. akhirnya tunda di semester depan. duit lagi.. duit lagi..
pakde matur nuwun.. motivasi untuk kebaikan semua insan DKV
.
sejujurnya, saya kurang paham dengan apa itu kurikulum DKV, saya tumbuh tanpa pendidikan yang memadai.
mudah2an nnt2 bisa ikud nongkrongin acara beginian biar tambah ilmu.
Pak Sumbo, Pak Hanny, kawan-kawan DGI…
Bagaimana kalo follow up dari diskusi kemarin dibuat realisasinya. Misal dengan membuat team yang dapat memberikan semacam “coaching clinic” untuk membantu beberapa sekolah/perguruan tinggi yang masih amat sangat semrawut kurikulumnya namun terlalu tinggi rasa percaya diri dalam “berjualan” desain grafis sebagai produknya.
Mungkin juga bisa digabungkan dengan roadshow promonya majalah Versus ke kampus-kampus. Saya kira jika ini terjadi…maka setidaknya ada angin segar yang dapat dihirup oleh kami para operator yang sudah terlalu lelah dan hampir kehabisan energi dalam menghadapi bebalnya sistem birokrasi kampus.
Terima Kasih atas perhatiannya.
Sukes selalu Desain Grafis Indonesia!
wuuarr biawasa…
setuju pak de, trims ya mas hanny,
…hmm…bener2 gagasan yang membuka pikiran…
yaaah moga2 10 tahun lagi hal ini bukan wacana yang masih segar untuk dibicarakan tapi benar2 sudah terlampaui
rrruuuuuaaaarrrrrbbbbiiiaaaasssssaaaaaaaa……..
ayo ke UNIKOM ya,,,,,
di tunggu… ya..
akuur, tinjau ulang sekalian namanya, apa dekave nama yang pas untuk jurusan ini?
ayoowww…..kita wujudkan dunia desain yang kreatif dan penuh visi di Indonesia ini
ikutan repost di blog kami ya pak…
setuju sih asal idealis tu ga mdh terbeli aja ya