Desain Grafis Indonesia

Desain Grafis Indonesia

Fostering understanding among Indonesian graphic designers and its juncture in art, design, culture and society

FX Harsono

Lahir di Blitar, Jawa Timur, 22 Maret 1949. Berlatar belakang pendidikan STSRI/ASRI Yogyakarta (1969-1974), Institut Kesenian Jakarta (1987-1991), School of Art, The South Australian University, Adelaide, Australia (1992) dan The Amsterdam Grafitsch Atelier, Amsterdam, Belanda (2002-2003).

Gemar melukis sejak masih kuliah di STSRI/ASRI Yogyakarta, dan sewaktu menjadi mahasiswa telah mengikuti berbagai pameran lukisan, salah satunya adalah Pameran Besar Seni Lukis (Pameran Besar Pertama di Taman Ismail Marzuki) Desember 1974. Dalam pameran tersebut, dipamerkan karya pelukis-pelukis kawakan Indonesia seperti Affandi, AD Pirous dan generasi dibawahnya, Sunaryo. Diantara para pelukis kawakan itu, diikutkan pula beberapa perupa muda dari STSRI/ASRI diantaranya FX Harsono, Bonyong Munni Ardhi, Siti Adyati, dan Nanik Mirna.

Pada saat pengumuman pemenang, terjadi suatu insiden, akibat pernyataan dewan juri yang dianggap terlalu memojokkan karya para perupa muda yang ikut dalam pameran tersebut. Kejadian itu memicu protes para perupa muda, para pemrotes tersebut membawa karangan bunga untuk menyatakan duka-cita atas wafatnya seni rupa Indonesia. Peristiwa tersebut mendapat ekspos media massa secara luas pada waktu itu, yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Desember Hitam. FX Harsono termasuk salah satu yang memotori kejadian tersebut bersama Bonyong, Ris Purwono dan Hardi.

Setahun kemudian, bersama para perupa muda lainnya, ia melakukan protes sosial yang dituangkan dalam pameran Gerakan Seni Rupa Baru. Dikarenakan adanya peranan kritikus seni rupa dan luasnya peliputan media massa, gerakan ini semakin meluas, tidak hanya diikuti oleh eksponen Yogyakarta, tetapi turut juga dihadiri perupa dari Bandung dan Jakarta seperti Jim Supangkat dan Muryoto Hartoyo dan beberapa nama lagi.

Dalam perjalanan karirnya dari tahun 1970 sampai sekarang, sudah banyak hal yang telah dilakukan oleh FX Harsono, termasuk bagaimana ia bekerja di dunia grafis. dunia sehari-hari setelah kepindahannya ke Jakarta. Juga kegelisahan-kegelisahan yang masih tersimpan, bagaimana seorang pemberontak melihat zaman ini. “Saya merasakan tempat berpijak dan merasa terasing di tengah-tengah masyarakat saya sendiri. Masyarakat inilah yang dulu pernah saya anggap sebagai kelompok yang harus diperjuangkan melalui kesenian”, ujarnya.

Menikah dengan Hesti Purbaningsih, dikaruniai tiga orang anak.

Biography :

1949 born in Blitar (east Java), Indonesia
1969-’74 studied painting at STSRI ‘ASRI’, Yogyakarta (Indonesia)
1987-’91 at IKJ (Jakarta Art Institute)
2005 - now, lecturer, the Faculty of Art and Design, Pelita Harapan University, Tangerang (west Java).
Lives and works in Jakarta (Indonesia).

Solo Exhibition :
2009 Surviving Memories, Vanessa Art Link, Beijing, China
2008 Aftertaste, Koong Gallery, Jakarta
2007 Titik Nyeri/ Point of Pain, Langgeng Icon Gallery, Jakarta
2004 Mediamor(e)phosa, Puri Galllery, Malang, Indonesia
2003 Displaced, National Gallery of Indonesia, Jakarta
Displaced, Cemeti Art House, Yogyakarta
1998 Victim, Cemeti Art Gallery, Yogyakarta
1996 Suara (Voice), Cemeti Art Gallery, Yogyakarta
1994 Suara (Voice), National Gallery of Indonesia, Jakarta.

Groups Exhibition :
2009 Milestone, Vanessa Art Link, Jakarta
2008 Art With Accent, Group Exhibition four country China, Japan,
Korea and Indonesia, Guang Zhou, China
2008 ALLEGORICAL BODIES, A-Art contemporary space, Tai Pei City, Taiwan.2008
2008 3rd Nanjing Triennialle, Nanjing, China.
Allegorical Bodies, A Art Contemporary Art Spsce, Tai Pei City, Taiwan
Art With an Accent, Contemporary Art Exhibition from Japan, Korea, China
and Indonesia at Guang Zhow
Highlight, Jogja National Museum, Yogya, Indonesia.
Manifesto, National Gallery, Jakarta
Space/spacing, Semarang Gallery, Semarang
2007 Quota 2007, Langgeng- Icon Gallery, Jakarta
Artchipelago Alert, Tonyraka Contemporary Art Gallery, Ubud Bali
Imagine Affandi, National Archive Centre, Jakarta, Organize by
Semarang Gallery
2006 Out Now, Singapore Art Museum. Singpore
The Past Forgotten Time, Cemeti Art House, Yogyakarta
Anti Aging, Gaya Fusion Contemporary Art Space, Ubud Bali
2005 Quota 2005, Langgeng- Icon Gallery, Jakarta
Taboo and Transgression in Contemporary Indonesian Art,
Herbert F. Johnson of Art Museum, Cornel University, USA.
Text Me, Sharman Gallery, Sidney, Australia
Eksodus Barang, Nadi Gallery, Jakarta
Reformasi, Sculpture Square, Singapore
2003 Exploring Vacuum 2, Cemeti Art House, Yogyakarta
CP Open Biennalle, Jakarta
2001 Membaca Frida Kahlo, Nadi Gallery, Jakarta
International Print Triennial, Kanagawa, Yokohama, Japan
Print in The Future, Cemeti Art House, Yogyakarta
2000 Reformasi Indonesia, Protest in Beeld, Museum Nusantara, Delft,
Netherland.
The Third Kwangju Biennial, Kwangju, Korea.
Setengah Abad Seni Grafis Indonesia, Bentara Budaya, Jakarta
1999 Art Document 1999, Kanazu Forest Museum, Kanazu, Japan
Volume & Form, Singapore
1998 Meet 3:3 (3 Indonesian artists, 3 Germany artists), Purna Budaya, Yogyakarta 1997 Slot in the Box, Cemeti Art Gallery, Yogyakarta
International Contemporary Art Festival, Tokyo, Japan (NICAF)
1996 Museum City Project, Fukuoka, Japan
Tradition/Tension, Asia Society, New York (continued to Vancouver (Canada),
Perth (Australia), Seoul (Korea)
1995 Asian Modernism, Japan Foundation, Tokyo, Japan
1994 Jakarta Biennial Contemporary Art Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta
1993 Baguio Art Festival, Baguio, The Philippines
Asia-Pacific Triennial of Contemporary Art, Queensland Art Gallery,
Brisbane, Australia
1992 Artist Regional Exchange (ARX 3), Perth, Australia
Artists Week, Adelaide Festival, Adelaide, Australia
1987 Pasar Raya Dunia Fantasi, Seni Rupa Baru (SRB) Proyek I, TIM, Jakarta
1985 Proses 85, Art on the Environment, Galeri Seni Rupa Ancol, Jakarta
(in coorperation with Walhi and SKEPHI)
1982 Environmental art, Parangtritis Beach, Yogyakarta
1979 Gerakan Seni Rupa Baru (New Art Movement III), TIM, Jakarta
1977 Gerakan Seni Rupa Baru (New Art Movement II), TIM, Jakarta
1976 Concept , New At Movement, Balai Budaya, Jakarta
1975 Established New Art Movement (Gerakan Seni Rupa Baru) with 10 young
artists (Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung and Sekolah Tinggi
Seni Rupa Indonesia
“ASRI”(STSRI “ASRI”,Yogyakarta)
1st Exhibition Gerakan Seni Rupa Baru (New At Movement), TIM, Jakarta
1974 Black December movement in Jakarta
All Indonesia Painting I, TIM, Jakarta
1973 Kelompok Lima Pelukis Muda (KLPM), Yogyakarta, Solo, Indonesia

Residences :

2002-2003 The Amsterdam Grafisch Atelier, Amsterdam, Netherland
1992 School of Art, the South Australian University, Adelaide, Australia

•••

« Previous Article Next Article »

  • Share this!
  • delicious
  • mail
  • tweet this
  • share on facebook
  • Add to Google Bookmarks
  • Add to Yahoo! Buzz

COMMENTS

  1. Pak Harsono ini juga figur pendidik, seniman dan budayawan yg saya kagumi. Selalu mau berbagi terutama buat para mahasiswanya :) Sukses buat pamerannya Pak yg dibuka kemarin 1 nov sampai 14 nov di Galeri Nasional ya :)

  2. baru saja datang mengunjungi pamerannya di Galnas, dan baru kali ini saya duduk manis ngeliat video dokumenter yg ada di pameran seni rupa, sangat menarik.
    Salam.

  3. […] identitas diri seorang FX Harsono. Itu kalimat pertama yang terpikir oleh saya saat selesai mengelilingi ruangan gedung utama di […]

  4. pak FX Harsono….hmmmm dlu pernah kasi kuliah umum dikampus…sukses pak.
    aku yo bocah mblitar pak’e…hehe :p

  5. […] perjalanannya, eksponen GSRB yang juga desainer grafis tercatat antara lain FX Harsono, Syahrinur Prinka (1947-2004), Wagiono Sunarto, Priyanto Sunarto, Gendut Riyanto (1955-2003), […]

  6. […] identitas diri seorang FX Harsono. Itu kalimat pertama yang terpikir oleh saya saat selesai mengelilingi ruangan gedung utama di […]

  7. pak…saya asli Kediri,saya kagum dgn karya2 Bpk,skrng saya kuliyah D1 di Poltek Indonesia Surabaya,ambil prodi Desain grafis,bisa kah saya minta bimbingan dari Bapak?

  8. […] FX Harsono Perupa & Pendidik […]

  9. […] Oleh: FX Harsono […]

Add Your Comments

© DGI-Indonesia.com | Powered by Wordpress | DGI Logo, DGI's Elements & IGDA Logo by Henricus Kusbiantoro | Web's Framing by Danu Widhyatmoko | Developed by Bloggingly