Wawancara dengan Sumbo Tinarbuko yang dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, Minggu Pon 28 Oktober 2007.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Rokok merupakan produk konsumsi yang menjadi salah satu bagian gaya hidup masyarakat. Bisa dipastikan parapecandu lebih mementingkan isinya daripada kemasannya. Jadi, tiap kali membeli rokok merek tertentu, setelah semua isi habis terisap, bungkusnya pun segera dibuang. Tak sempat terpikirkan, sebenarnya kemasan rokok merupakan salah satu karya desain komunikasi visual. Di dalamnya merepresentasikan nilai kreativitas dan terkandung berbagai unsur estetika, seperti: komposisi, warna, tipografi, ilustrasi, dan lainnya.
Hal itulah yang menarik perhatian Drs. Sumbo Tinarbuko, MSn. Di tengah kesibukannya menjadi seorang konsultan desain dan akademisi, dosen Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Program Pascasarjana ISI Yogyakarta ini masih menyempatkan diri mengoleksi berbagai macam bungkus rokok beserta isinya. Padahal kandidat doktor FIB UGM ini justru bukan merupakan perokok aktif.
Hobi mengoleksi rokok indie, demikian Sumbo menyebut koleksi rokoknya, ketika ia menjadi dosen Pembimbing Lapangan Kuliah Kerja Nyata (DPL-KKN) ISI Yogyakarta, di daerah Kalibagor, Purwokerto, Jawa Tengah, tahun 1993. ‘’Di sana saya menemukan rokok indie berbentuk sigaret kretek dengan merek ‘’Praoe Lajar’’, ‘’Lajar Tantjep’’, ‘’Kantil Putih’’, ‘’Kampret’’, dan ‘’Beras Tuton’’. Saya tertarik lalu membelinya’’, kata Sumbo kepada SKH Kedaulatan Rakyat baru-baru ini.
Kelima sigaret kretek tersebut menarik perhatiannya karena gaya desain kemasan rokok tersebut unik, berbeda dengan desain rokok kretek mayor label. Selain menggunakan tipografi yang bersifat tradisional dalam balutan warna-warna cerah, keberadaan desain kemasan rokok indie tersebut justru memiliki focus of interest saat terpajang di warung. ‘’Dalam konteks gaya desain, kemasan kelima rokok indie tersebut bergaya moster. Hal ini dicirikan dari eksekusi desain kemasan yang menggunakan pendekatan lukisan diberi tulisan dan akrab dikenal dengan sebutan poster’’, papar Sumbo.
‘’Kecanduan’’ mengoleksi rokok indie berikut kemasannya terus berlanjut. Hingga sekarang, lebih dari 600-an bungkus rokok indie berbagai merek dan desain berhasil dia kumpulkan dan disimpan dengan rapi di rumahnya yang asri di kawasan ndalem Tinarbukan Jl. Sonopakis Lor No. 15 Yogyakarta. Tak hanya itu, ia juga mengoleksi kertas rokok linting berbagai merek dan desain, 397 poster rokok mayor label, alat linting manual rokok kretek, gobang untuk merajang daun tembakau, bermacam korek api, serta berbagai kemasan tembakau, klembak, menyan, dan cengkeh.
Beragam rokok indie berikut pernak perniknya didapat dari berbagai daerah di DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra dan Kalimantan. Hal itu dilakukan saat menjadi konsultan desain dan ceramah ihwal desain komunikasi visual di berbagai perguruan tinggi Jateng, Jatim, DIY, dan kota lain di luar Jawa.
Ada hal menarik dan bernilai dari sebungkus rokok, lebih dari sekadar untuk dibakar dan dihisap asapnya. ‘’Semakin sering saya memburu rokok indie diberbagai tempat, semakin saya menemukan kenikmatan terkait dengan pola pemikiran dan kreativitas desain komunikasi visual dari parapengelola industri rokok rumahan yang masih bertahan. Hal lain yang bisa saya temukan adalah aspek antropologi, sosiologi, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat perokok serta pedagang rokok indie di daerah pinggiran.’’ (Joko Santoso)
Posted by Sumbo Tinarbuko.
•••
Unik!!! Ga ada lagi yg tepat untuk koleksi ini. Saya juga punya temen yg hobi koleksi rokok juga. Mas Sumbo punya ga yg mereknya Kacang Bayi?
mas, bole tanya gak…
saya lihat gambar koleksinya yang indie 2 ada gambar kertas rokok merk ambre manis, yang warnanya merah putih… klo bole tahu saya mau tanya hal yang berhubungan dengan kemasan tersebut.
makasih ya…
monggo, silakan saja, apa yang pingin panjenengan ketahui …
saya mau tanya menurut mas sumbo, budaya apa aja yang mempengaruhi kemasan ambre manis? apa ada budaya cinanya? atau budaya yang lain?
terus kemasan itu ada nya kapan?
makasih ya…
stela yang pinter dan cerdas …
sepengetahuan saya, munculnya kertas rokok tingwe (lintingan dewe) lebih dikarenakan status sosial perokoknya. rokok keluaran pabrik senantiasa diabdikan untuk status sosial yang lebih tinggi daripada perokok tingwe. kemungkinan yang lain, tingkat kepuasan perokok tingwe lebih besar daripada rokok keluaran pabrikan karena perokok tingwe bebas meramu berbagai ramuan (kemenyan, klembak, cengkeh…) sesuai kehendak hati, bebas menentukan jenis tembakau, bebas membuat bentuk lintingan dan ketebalan lintingan sesuai dengan kreativitas dan imajinasinya masing-masing.
kebudayaan yang dianut bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya kesimpulan yang diadopsi dari berbagai kebudayaan (belanda, portugis, cina, dll) yang masuk ke sini
kira-kira begitu, semoga bisa sedikit membantu.
salam
sumbo
http://sumbo.wordpress.com/
saya sangat bangga sebagai designer etiket rokok hasil karya saya dikoleksi, tapi jangan ngaku kolektor kalo cuma punya 1000 atao 5000 koleksi, ini kalo mau nambah koleksinya saya punya karungan, rokok saya liat diatas itu produksi malang&bojonegoro itu sih rokok yang saya design antara tahun 1992-1995an kalo gak lupa.
ni no hpku gsm 0341-8107500.
saya juga punya koleksi rokok
saya punya rokok next.
aku bangga dgn koleksiku yg jumlahnya 300, di daerahku saya dijuluki pemulung rokok.saya mengambil bukan dari pabrik melainkan mencari dijalanan.saya dibantu 5 teman.saya berumur 12 th.
mas sumbo, saya mau bertanya. kalau masyarakat pedesaan tidak terlalu mementingkan branding, kenapa industri rokok indie selalu saja meniru rokok-rokok yang sudah mempunyai “nama”?
mas sumbo. saya mau bertanya. kalau masyarakat pedesaan tidak terlalu mementingkan branding, kenapa industri rokok indie selalu saja meniru rokok-rokok yang sudah mempunyai “nama”?
mas saya dari bandung kalo saya mau beli bisa ngga koleksinya
sy jg pemulung,tp koleksi sy br sekitar seratus…an boleh ga sy ikut gabung, sambil meliat perkembangan para pemulung yg sdh senior.ok. tks
KEMASAN YG SAYA DESIGN KEBANYAKAN ANDA MUNGKIN PUNYA TP JUJUR SAYA NDAK TERLALU MIKIR SAMPAI ESTETIKA SEGALA MENURUT SAYA DESIGN SAYA JADI BAGUS KALO ROKOKNYA LAKU DIPASARAN ,TRIMS
08563526247 ANDI GENDUT DESIGN MALANG
Saya pernah mendesain sebuah kemasan rokok bagi sebuah perusahaan lokal, tapi saya bingung konsep apa yang harus dipakai. CZ segmen target audiennya adalah khalayak umum. Apakah saat ini konsep kemasan yang terdapat aksen tradisional masih bisa diterima oleh audience yang muda? minta saran ya
desain rokok buatan saya sewaktu SMA mendapat nilai yang lumayan..
wah Mantab..
salam kenal om…
saya edi di medan
mohon info tentang ROKOK Rawit cap cengkeh
dimana dan bagaimana cara nya untuk ngedapetin nya ya om..
butuh ni om..
edi 085262980978
Mas sumbo..saya mau nanya..rokok kantil putih itu boleh dibeli mas.?ato skarang mau dapetin dimana mas..?sama rokok CEMETI gambar pecut
Tolong di info ya mas..081225888866 / pin 28C2518F
Makasih sebelumnya..